Hari ini saya menemukan situs keren milik the Observatory of Economic Complexity. Situs ini bergerak di bidang visualisasi data perdagangan internasional.
Awalnya saya nyasar di situs ini karena sedang menulis tentang Korea Utara, termasuk babagan perdagangan. Situs ini menjabarkan lengkap tentang ekspor, impor, negara tujuan ekspor, negara pengimpor. Data per tahun pun lumayan lengkap. Saya sempat membandingkan data ekspor Korut tahun 1994, masa di mana Kim Jong Il menggantikan ayahnya, dengan data ekspor Korut pada 2011, saat Kim Jong Un menggantikan Jong Il. Karena menarik, saya jadi keterusan buat ngoprek. Walaupun kadang pusing juga lihat angka sedemikian banyak dan njelimet.
Situs ini juga lumayan detail memberikan komoditas ekspor-impor. Dan kadang ada komoditas yang bikin ngikik juga.
Indonesia misalkan. Negara kita ini lumayan banyak mengimpor rambut palsu, lho. Nilainya besar. Mencapai USD30,9 juta. Negara pemasok rambut palsu terbesar adalah Hong Kong, mencapai 49 persen dengan nilai USD15 juta. Saya membayangkan rambut-rambut palsu di seluruh Indonesia, yang ternyata kalau dikumpulkan nilainya besar juga. Kemudian saya sempat berpikir, berapa juta orang yang harus memotong rambutnya agar bisa membuat wig senilai 30 juta dollar ya?
Ada pula bagian impor seni. Iya, Indonesia ternyata mengimpor lukisan, patung, dan barang koleksi lain. Paling besar dalam kategori seni ini adalah lukisan, totalnya senilai USD5,5 juta. Negara pemasok lukisan terbesar ke Indonesia adalah Singapura, sebesar 31 persen. Diikuti oleh China, dengan 27 persen. Selain lukisan, Indonesia juga mengimpor patung, kebanyakan dari China. Nilainya lumayan juga, mencapai USD1,1 juta. Semoga yang diimpor itu bukan patung buatan tiga gadis kembar dari buku The Girl Who Saved the King of Sweden.
Tapi Indonesia juga mengekspor lukisan dan patung. Nilainya bahkan jauh lebih besar. Pada 2014, ekspor lukisan Indonesia mencapai USD25 juta. Sekitar 41 persen lukisan itu diekspor ke Singapura. Sedangkan untuk patung, nilai ekspor patung Indonesia jumlahnya adalah USD2,9 juta, dengan negara tujuan utama adalah, lagi-lagi, Singapura.
Oh ya. Indonesia ini juga unggul dalam ekspor alat musik elektronik. Peringkat dua di dunia, hanya kalah oleh China. Nilai ekspor alat musik elektronik Indonesia mencapai USD406 juta. Pangsa pasar utamanya adalah Amerika Serikat (20 persen), Jerman (17 persen), dan Jepang (12 persen). Walau tak ada data alat musik apa saja yang diekspor oleh Indonesia.
Dari situs ini, kamu juga bisa melongok apa saja yang berubah dari ekspor dan impor suatu negara. Misalkan pada 1966, Indonesia masih mengekspor kopi sebesar 8,1 persen dari total ekspor keseluruhan. Namun di 2014, ekspor kopi hanya 0,5 persen dari total ekspor keseluruhan Indonesia.
Artinya apa? Ya banyak kemungkinan. Bisa diartikan kalau kini ada banyak hal yang bisa diekspor Indonesia selain hasil kebun dan pertanian. Bisa juga berarti konsumsi kopi dalam negeri semakin meningkat. Atau bisa juga Indonesia kalah oleh produsen kopi lain seperti Brasil, Vietnam, atau Kolombia. Tentu menarik untuk ditelusuri lebih dalam. []