Balada Karper

Pernah makan ikan Karper? Saya belum pernah. Malahan baru malam ini dengar jenis ikan itu.
Ceritanya malam ini Pak Sunardi mengajak saya dan mas Iqbal makan malam. Pak Nardi ini merupakan salah satu pegawai perusahaan yang sedang kami tulis. Beliau suka sekali jalan-jalan dan makan-makan. Nah, karena kami pantang sekali menolak tawaran makan gratis, jadi kami iyakan saja.
Rumah makan yang kami tuju berada agak jauh di luar kota Mataram. Sekitar 6-8 km dari pusat kota. Kenapa jauh sekali pak?
“Rumah makan ini terkenal ikan karper bakar saus madunya, enak” kata beliau singkat. 
Saya tak pernah dengar nama ikan karper. Apalagi memakannya. Karena itu saya penasaran.
“Dagingnya lembut dan manis mas. Durinya sedikit. Enak lah pokoknya” ujar pak Nardi berpromosi.
Singkat kata, sampailah kami di rumah makan itu. Tipikal rumah makan lesehan yang asri. Banyak pohon rindang. Namun sedikit sekali penerangan. Jadi kalau malam terkesan agak terlalu gelap.
Selain itu ada beberapa kolam besar, rumah bagi banyak jenis ikan air tawar. Ada nila. Mujair. Patin. Dan tak ketinggalan: karper. Tanpa banyak berpikir, pak Nardi langsung memesan 3 porsi ikan karper bakar saus madu untuk kami bertiga.
Selagi menunggu, kami mengobrol ngalor ngidul. Tik tok tik tok. Waktu berdetik. Pak Nardi kembali memuji rumah makan ini. Katanya, ikan di rumah makan ini selalu segar. Saat ada tamu yang pesan, baru ikan ditangkap.
Sekitar 15 menit setelah kami memesan, seorang pelayan menghampiri. Dengan muka polos, ia berkata.
“Maaf pak, ikan karpernya cuma bisa ditangkap satu porsi saja.”
Serentak kami tertawa. Hahaha. Eh mas pelayannya juga ikut ketawa.
Saya lalu bersimpati pada pelayan itu. Bayangkan, di malam yang gulita, dengan sedikit sekali suluh, mereka harus menangkap ikan di kolam yang besar. Ikan adalah raja ketika di air. Mereka akan berkelit gesit, meliuk-liuk untuk menghindari ditangkap. Tentu mereka tak ingin mudah ditangkap untuk kemudian digoreng.
Akhirnya dua porsi diganti dengan ikan nila bakar saus madu. Pikir saya, gagal lah menuntaskan rasa penasaran saya terhadap ikan karper.
Namun rasa penasaran itu tumpas juga. Ternyata satu porsi ikan bakar di rumah makan itu terdiri dari dua ekor ikan. Jadilah saya bertukar dengan mas Iqbal.  Jadi masing-masing dari kami dapat 1 ekor nila dan 1 ekor karper. 
Dan benar, ikan karper itu rasanya lebih manis ketimbang ikan tawar lainnya, tentu dengan sedikit duri. Yumm!

Leave a Reply

Your email address will not be published.