Bang Your Head! A Brief Story About Quiet Riot

Quiet Riot (sumber)
Apa yang lebih menyedihkan ketimbang rock star berusia lewat 30 dan masih tinggal di rumah ibunya?
Di Amerika dan banyak negara barat lainnya, sudah kelaziman kalau anak meninggalkan rumah dan hidup mandiri ketika sudah lewat usia 17 tahun.
Begitu pula yang terjadi pada Kevin Mark DuBrow. Pada usia remajanya di Los Angeles, ia sudah meninggalkan rumah. Kevin remaja tertarik dengan musik. Layaknya anak muda di Amerika lain, ia lantas membentuk band. Secara perlahan, band impiannya terbentuk. Saat itu pertengahan tahun 70 di Los Angeles yang selalu bergairah.
Kevin lantas bertemu dengan gitaris yang sudah jadi legenda di Los Angeles, Randy Rhoads. Randy adalah seorang gitaris muda berambut pirang yang cemerlang. Saat itu bersama Eddie Van Halen, mereka dianggap sebagai dewa gitar baru. Randy punya partner seorang bassist bernama Kelly Garni. Mereka berdua lantas bertemu dengan Kevin dan sepakat membentuk band baru bernama Quiet Riot.
Dalam suatu wawancara dengan sebuah radio pada tahun 1979, Kevin bilang kalau nama Quiet Riot adalah plesetan dari ucapan Rick Parfitt, personil dari band rock Inggris Status Quo. Rick mengucapkan kata “quite right,” namun dengan akses British-nya, jadi terdengar “Quiet Riot” bagi Kevin. Akhirnya nama keren itu dijadikan nama band.
Perlahan, nama Quiet Riot menjulang. Kevin dianggap sebagai vokalis baru yang menjanjikan. Namun spotlight juga  mengarah kencang ke arah Randy. Dia digadang-gadang sebagai saingan terbesar Eddie untuk jadi gitaris terhebat di eranya.
***
Ozzy Osbourne sedang berada dalam titik terendahnya. Ia baru saja dipecat dari band yang ia rintis bersama Tommy Iommi, Geezer Butler dan Bill Ward; Black Sabbath. 
Didirikan pada tahun 1969, Sabbath dianggap sebagai pelopor heavy metal. Nama mereka begitu melegenda. Begitu pula dengan aksi panggung Ozzy yang nantinya menjadi pembuka jalan bagi para musisi  pengusung genre shock rock.
Ozzy memang punya citra sebagai vokalis yang mengerikan ketika berada di panggung. Ia dianggap sebagai penyembah setan. Selain itu pula, ia dianggap sebagai anggota sekte sesat hingga penganut ilmu sihir. Dengan semua reputasinya itu, ia mendapat julukan “Prince of Darknes” dari berbagai media.
Padahal citra itu bermula dari sebuah cerita konyol.
Pada bulan Januari 1982, Black Sabbath tampil di sebuah panggung di Iowa. Di tengah pertunjukan, seorang fans melemparkan kelelawar ke panggung. Ozzy mengira itu kelelawar palsu yang terbuat dari karet. Didorong oleh adrenalin yang mengalir kencang, juga keinginan untuk menampilkan sesuatu yang ‘mengerikan,’ Ozzy memutuskan untuk mengigit kepala kelelawar itu. 
Ternyata itu kelelawar asli.
Darah menetes dari mulutnya. Ozzy mengaku kaget. Apalagi penonton. Mereka shock melihat gimmick yang ‘mengerikan’ itu. Akhirnya kru Black Sabbath membawa Ozzy ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan demi mencegah rabies.
Tapi karir legendarisnya di Black Sabbath harus berakhir pada tahun 1979. Pertengkarannya dengan Tommy Iommi berujung dengan pemecatan. Ozzy hancur.
Tapi Sharon Arden, putri dari manajer Black Sabbath, Don Arden, menguatkan Ozzy. Perempuan manis itu meyakinkan Ozzy kalau ia harus meneruskan karir musiknya. Pilihannya adalah dengan bersolo karir. Kelak, Sharon lebih dikenal sebagai Sharon Osbourne setelah menikah dengan Ozzy.
***
Saran Sharon dijalankan oleh Ozzy. Mulailah sang pangeran kegelapan mencari personel yang cocok untuk band solo-nya. Ia lantas mendengar nama Randy Rhoads, gitaris yang sedang naik daun dari band Quiet Riot. Maka seseorang dari manajemen Ozzy menelpon Randy, mengabarkan kalau ia mendapat kesempatan untuk menjadi gitaris band solo Ozzy Osbourne.
“Who’s Ozzy Osbourne?” tanya Randy.
Randy memang bukan penggemar Black Sabbath. Ia bahkan tak tahu siapa itu Ozzy. Tapi ketika sudah tahu siapa itu Black Sabbath dan Ozzy, Randy tetap menolak untuk bergabung dengan band Ozzy.
Randy memang gitaris yang loyal. Ia tak mau meninggalkan Kevin dan kawan-kawan lain di Quiet Riot. Saat itu, Quiet Riot memang sepertinya tidak akan pernah berhasil. Ketika band rival mereka, Van Halen, mendapat kontrak rekaman, Quiet Riot gagal mendapatkan kontrak. Sebenarnya, ada dua album Quiet Riot yang sudah dirilis, tapi hanya dirilis di Jepang saja. Dan penjualan dua album itu jauh dari kata sukses.
Mereka bukannya tak berusaha. Ada 32 demo yang mereka kirim ke 32 label, dan semuanya ditolak. Alasannya adalah Quiet Riot dianggap tidak punya lagu yang sesuai dengan pasar.  Randy masih ingin terus berjuang bersama Quiet Riot. Tapi Delores Rhoads, ibunda Randy, meyakinkannya untuk ikut audisi itu. Akhirnya Randy, yang dikenal sebagai rocker penyayang ibu, memutuskan untuk menuruti saran ibunya.
Ketika audisi berlangsung, Ozzy sedang mabuk. Meski begitu, ia terkesima dengan permainan gitar Randy. Ozzy memutuskan menerima Randy sebagai gitaris bandnya.
Randy pulang dengan perasaan biasa saja. “I don’t  know what I’ve got, but I’ve got something” kata Randy pada ibunya.
Keesokan harinya, Ozzy bangun dan berkata pada seorang kawan kalau ia bermimpi sudah punya gitaris baru. Sang kawan tertawa sembari bilang kalau Ozzy memang sudah memilih gitaris barunya kemarin. Sang pangeran kegelapan tergagap karena bingung.
“Oh God what I’ve done? I hope he can play” kata Ozzy dengan cemas. Tapi ketika menyaksikan lagi permainan Randy, Ozzy lega. Akhirnya Ozzy memulai lagi bandnya, dan mereka akan merekam album dengan segera.
***
Kevin merasa hancur ketika mendengar Randy bergabung dengan Ozzy Osbourne. Ia merasa akan kesusahan untuk menemukan lagi gitaris dengan talenta sehebat Randy. Selain itu, ia harus mulai lagi dari awal perjuangannya membentuk chemistry dengan gitaris barunya. 
Ia mulai putus asa dengan Quiet Riot. Akhirnya vokalis berambut keriting ini memutuskan untuk membuat band baru dengan nama DuBrow. Tapi itu tak bertahan lama. Quiet Riot kembali ditekuninya. Kali ini ia berhasil mendapatkan personel yang solid. Carlos Cavazo pada gitar, Frankie Banali duduk di belakang set drum, dan Rudy Sarzo –yang juga sempat bergabung di band Ozzy Osbourne bareng Randy, tapi akhirnya memilih keluar dan kembali ke Quiet Riot– menjadi bassist.
Perjuangan mereka kali ini berhasil. Pada tahun 1982, Quiet Riot mendapatkan kontrak dengan Pasha Records. Tapi label semenjana itu mau merekam album Quiet Riot dengan satu syarat: harus ada lagu hits. Dan manajemen label memutuskan untuk mendaur ulang lagu dari band rock asal Inggris, Slade, berjudul “Cum on Feel the Noize” yang pernah jadi hits di tahun 1973.
Band setuju, walau sebenarnya Kevin merasa tak suka dengan keputusan label. “I still don’t like the song very much, to be honest with you” kata Kevin. Ketika proses rekaman lagu itu, Kevin berkali-kali berusaha “menyabotase” prosesnya. Ia memasang wajah lucu agar Frankie gagal di sesi rekaman drum. Ketika mendapat giliran take vocal, Kevin menyanyi dengan seenaknya.
Tapi toh akhirnya album pertama mereka berhasil selesai juga setelah melalui proses rekaman selama 1 bulan dan menghabiskan dana sebesar $35.000. Album ketiga mereka yang berjudul Metal Health itu dirilis pada tanggal 11 Maret 1983.
Dengan dibantu oleh penayangan video single “Cum on Feel the Noize,” album Metal Health berhasil terjual dengan sangat laris. Bahkan pada bulan November 1984, album itu menjadi posisi puncak di tangga album Billboard. Album itu mendepak album Synchronicity milik The Police. Metal Health akhirnya menjadi album legendaris, tercatat dalam sejarah menjadi album heavy metal pertama yang berhasil jadi nomer 1 di tangga album Billboard. Lucunya, atau ironisnya, lagu “Cum on Feel the Noize” yang dibenci oleh Kevin ternyata menjadi lagu mereka yang paling terkenal.
Metal Health memang solid. Ada energi heavy metal yang kuat terpancar. Di track pertamanya saja, Quiet Riot sudah bisa membakar pendengar dengan lagu anthemic, “Bang Your Head (Metal Health)” Juga ada track daur ulang “Cum on Feel the Noize” yang menjadi lebih kekinian, gahar, dan tebal di tangan mereka. 
Yang juga patut diperhatikan adalah lagu “Thunderbird,” lagu dengan intro yang sendu namun berubah menjadi megah pada bagian reff hingga akhir lagu. Lagu ini adalah ode untuk Randy Rhoads yang meninggal karena kecelakaan pesawat pada tahun 1982.
***
Randy dan band Ozzy berhasil menjadi besar dengan album debut mereka, Blizzard of Ozz. Album yang dirilis pada bulan September 1980 itu terjual lebih dari 6 juta keping. Dengan sukses itu, Ozzy dan band mengadakan tur intensif keliling Amerika.
19 Maret 1982, bis yang membawa Ozzy dan rombongan berhenti di Leesburg, sebuah kota di dekat Florida untuk beberapa perbaikan interior. Disana ada sebuah hanggar pesawat. Kebetulan pula, sang supir bis, Andrew Aycock, adalah seorang pilot. Ia menawarkan anggota band untuk terbang sejenak selagi menunggu bis selesai diperbaiki. Tak ada yang menyambut ajakan Andrew kecuali Randy. Padahal Randy dikenal punya fobia terhadap ketinggian.
Tak ada yang tahu kalau izin pilot Andrew sudah dicabut semenjak ia mengalami kecelakaan helikopter yang menyebabkan seorang penumpang tewas. Randy mengajak Rudy Sarzo untuk ikut dalam pesawat. Tapi ia menolak dan memutuskan untuk tidur lagi. Di sela tidurnya, ia hanya mendengar suara baling-baling pesawat kecil, suara lepas landas. Lalu ada suara desing yang mengerikan dan sedikit goncangan pada bis. 
Ternyata pesawat itu terbang terlalu rendah. Setelah sempat menabrak atap bis, akhirnya pesawat itu jatuh ke tanah dan meledak. Para personel band kaget. Setelah sadar kalau Randy ada dalam pesawat, mereka panik dan berhamburan keluar dari bis. Jake Duncan, manajer band, menangis histeris sembari berteriak “Mereka tewas! Mereka tewas!”
Randy meninggal di usia muda, 25 tahun. Ketika ia meninggal, banyak orang yang terhenyak. Sedih, bahkan depresi. Selain dikenal sebagai gitaris berkemampuan istimewa, Randy dikenal sebagai orang yang rendah hati dan sederhana. Kematiannya menorehkan luka bagi banyak orang yang dekat dengannya.
“I don’t think I want to be a rock n roller anymore” kata Ozzy pada Sharon ketika Randy tewas.
“I suppose when he died, part of me died with him. He was the first person that came into my life who gave me hope. I feel somewhat responsible, because if he hadn’t been with me, he wouldn’t have died” ujar Ozzy dalam suatu wawancara.
Quiet Riot akhirnya memutuskan untuk memasukkan lagu “Thunderbird” untuk mengenang Randy.
Hello, you, yes, it’s me
You can’t come back, you’re flyin’ free
You think you found
Everything that you need

Fly away, fly away
To your new home
Across the seas

Oh, leave your nest
Oh baby leave the best thing
That you’ve been

Fly on, thunderbird fly
Fly on, spread your wings to the sky
Fly on, thunderbird fly

On your own and I’m alone
In the shadow of what we done
And I can’t help but think
That someday you’ll be back home

When all is said, all is done
Still I live and carry on
Don’t look back but think of me
We’ll meet again, fly away
***
Ketika mendengar kabar kalau Metal Health menjadi nomer 1 di tangga album Billboard, Kevin senang tapi sekaligus gusar. Ia memang bangga album itu berhasil, tapi di satu sisi lain, ia berpikir, “…bagaimana caranya aku bisa membuat album nomer satu lagi?”
Ia merasa kalau Quiet Riot sudah selesai, tamat. Tapi ia menolak untuk menyerah. Alih-alih dibubarkan, akhirnya Quiet Riot merilis album kedua, Condition Critical pada tahun 1984. Sesuai perkiraan Kevin, album itu tidak berhasil. Album itu hanya terjual 3 juta keping. Angka yang tidak seberapa bagus jika dibandingkan dengan album pertama.
Ketika Quiet Riot gagal mengulangi sukses album Metal Health, sementara band-band glam rock/ hair metal baru bermunculan dan sukses, Kevin mulai iri. 
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Hit Parader, Kevin meracau dan menggerutu ketika ditanya mengenai ledakan band-band heavy metal Los Angeles.
“If hair was gold, they’d be millionaires. They can’t fucking play” makinya. Sepanjang wawancara ia terus memaki para band rock baru di Los Angeles. Ketika wawancaranya dimuat, banyak amarah ditumpahkan pada Kevin. Ia mulai dibenci para  fansnya. Tapi Kevin menolak untuk merendahkan kepala.
“The bands I put down should have thanked me, I turned our fans against us and toward them. These people all became friends in their common dislike for me. By fucking my career up, I helped them all sell more units!”
Quiet Riot berusaha terus berjalan. Mereka merilis album kelima mereka QR III (1986). Album itu gagal total dan menandai tamatnya karir Quiet Riot, band legendaris yang membuka jalan sukses bagi banyak band heavy metal dari Los Angeles. Kevin dipecat dari band pada tahun 1987. Lalu Quiet Riot bubar pada tahun 1988.
Lama tak terdengar kabarnya di jagat musik, pada tahun 1999 Quiet Riot mendapat gugatan dari seorang perempuan yang pernah terluka ketika menonton konser band itu. Quiet Riot kalah di pengadilan dan diwajibkan membayar $100.000. Kevin selaku pemegang hak nama Quiet Riot mengatakan tak bisa membayar uang denda. Ia mengatakan kalau dirinya sudah dinyatakan benar-benar bangkrut oleh pengadilan dan sekarang tinggal bersama ibunya. Bahkan ia bilang sudah tak lagi menerima royalti semenjak tahun 1987.
Kevin akhirnya berbaikan lagi dengan personel Quiet Riot formasi klasik pada tahun 1993. Mereka sempat beberapa kali manggung. Bahkan pada tahun 1993 mereka merilis album Terrified dan pada tahun 2001  album Guilty Pleasure dirilis. 
Band ini kembali bubar pada tahun 2003. Kevin mengeluarkan album solo In for the Kill pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, Quiet Riot kembali reuni. Akhir tahun 2005 merupakan tahun yang menyenangkan bagi Kevin dan Quiet Riot. Mereka mengadakan tur Rock Never Stops bersama Cinderella, Ratt, dan Firehouse. Mengenang kembali masa kejayaan mereka dan betapa menyenangkannya hidup nomaden di jalan.
25 November 2007 Kevin ditemukan tewas di Las Vegas. Diduga penyebab kematiannya adalah overdosis kokain. Yang menyedihkan, jenazah Kevin baru ditemukan 6 hari setelah kematiannya.
Kevin tewas dengan menyedihkan, itu tak dapat dipungkiri. Tapi ia sudah meninggalkan sebuah warisan legendaris bersama Quiet Riot. Hingga sekarang, 29 tahun semenjak dirilisnya album Metal Health, para pecinta heavy metal masih mengacungkan devil’s horn sembari menyanyikan “Metal Health” dengan lantang,  sebuah lagu anthemic mengenai para rocker dan pemberontakannya, yang sudah ada jauh sebelum “Youth Gone Wild.”
I’m a finder and I’m a keeper
I’m not a loser and I ain’t no weeper
I got the voice to make the noise
Won’t ever let up
Hope it annoys you
Join the pack
feel the crack
Well now you’re here
There’s no way back

Bang your head! 
Metal Health’ll drive you mad

Bang your head
Wake the dead
We’re all metal mad
It’s all you have
So bang your head
And raise the dead
Oh yeah!

One thought on “Bang Your Head! A Brief Story About Quiet Riot

Leave a Reply

Your email address will not be published.