Cinderella Story

Dalam suatu pesta Halloween tahun 1980, Carl Thomas Keifer sedang berjalan menuju kamar mandi di sebuah bar kecil di Philadelphia. Saat itu malam hari, dan pesta Halloween berlangsung meriah.
Keifer, pria muda berambut gondrong, bertinggi badan sedang, berbibir tebal dan bersuara serak adalah seorang musisi kelahiran kota kecil Springfield. Dia begitu terpengaruh oleh musik blues, terutama Delta Blues.
Keifer adalah mantan pecandu narkoba. Semenjak SMP dia begitu ingin keluar dari sekolah dan mengejar karirnya di bidang musik. Beruntung sang ibu memaksa Keifer untuk menyelesaikan sekolahnya dan berjanji akan memberikan sebuah gitar Les Paul jika dia berhasil lulus sekolah. Akhirnya sebuah gitar produksi Gibson tersebut berhasil ia miliki. Setelah lepas dari ketergantungan narkoba, Keifer memutuskan untuk serius bermusik.
Di kamar mandi bar itulah semua awal mula kisah terjadi. Dia bertemu dengan Eric Brittingham, seorang bassis muda kelahiran Salisbury bertampang rupawan. Dengan rambut blonde dan kulit halus, dia kadang terlihat sangat “cantik” untuk seorang pria.
Mengetahui selera musik mereka sama, Keifer dan Brittingham lantas sepakat membentuk Saints in Hell. Keifer selalu berusaha mencari vokalis yang cocok buat bandnya. Sayang, dia tidak menemukan vokalis yang pas.
Karena Saints in Hell tidak berjalan dengan baik, Keifer dan Brittingham membentuk band baru, Cinderella. Band ini terbentuk tahun 1983. Meski Brittingham sendiri berkata bahwa band ini terbentuk pada tahun 1982.
Karena bosan harus mencari vokalis dan selalu gagal, akhirnya Keifer memutuskan untuk menjadi vokalis. Meski untuk itu Keifer harus rela membunuh rasa malu.
“Aku tidak pernah merasa nyaman ketika aku bernyanyi dan tidak bermain gitar. Aku merasa sedang telanjang ketika hanya ada aku dan microphone” katanya pada suatu kesempatan. Akhirnya Keifer bernyanyi sembari bermain gitar.
Cinderella mendapat dua orang anggota tambahan. Gitaris Michael Schermick dan drummer Tony Destra. Tapi pada tahun 1985, Schermick dan Destra keluar dari Cinderella dan membentuk Britny Fox.
Posisi dua orang itu lantas digantikan oleh gitaris Jeff LaBar dan drummer Jim Drnec.
Suatu hari di tahun 1985, Cinderella bermain di Empire Rock Club, sebuah club di Philadelphia yang menjadi tempat penting bagi perkembangan musik hair metal di East Coast pada tahun 1980-an.
Ternyata ada seorang penonton istimewa pada malam itu. Jon Bon Jovi namanya. Kenal? Jon adalah vokalis Bon Jovi, band glam rock asal Nevada yang saat itu sudah sangat terkenal.
Jon begitu terkesima dengan permainan Cinderella, terutama karakter vokal Keifer yang berat dan serak. Juga kentalnya aksen blues pada permainan gitarnya.
“Aku melihat Tom Keifer diatas panggung. Suaranya sungguh sangat menggetarkan. Dia memainkan Les Paulnya dengan penuh penjiwaaan” ujar Jon.
Jon lantas merekomendasikan Cinderella pada Derek Shulman, A&R PolyGram Record. Derek terlebih dahulu melejitkan Bon Jovi. Setelah mendengarkan Cinderella bermain, Derek setuju untuk merekrut mereka. Cinderella lantas teken kontrak di label Mercury/PolyGram Record.
Mereke lantas merekam album debut Night Songs. Di tengah pengerjaan album ini, drummer Jody Cortez keluar dan digantikan oleh Fred Coury, mantan drummer dari band hair metal bernama London.
Night Songs, album debut Cinderella. Album debut ini membuat Cinderella menjadi salah satu best new comer dalam scene hair metal di Amerika.
Album debut ini keluar pada bulan Agustus 1986 dan terjual hingga beberapa juta kopi. Album ini mencapai peringkat 3 dalam chart billboard pada Februari 1987.
Mengandalkan single “Shake Me” sebagai single pertama, Night Songs dianggap sebagai salah satu album terbaik Cinderella. Album ini juga melejitkan “Nobody’s Fool”, sebuah power ballad megah dengan dwilogi video klip.
Kesuksesan Night Songs diikuti dengan tur pertama Cinderella. Saat itu tahun 1986, Cinderella melakukan tur dengan Poison, salah satu band hair metal legendaris. Dua band itu membuka konser band heavy metal asal Jepang, Loudness. Lantas pada tahun 1987 Cinderella tur selama 5 bulan untuk membuka konser David Lee Roth, mantan vokalis Van Halen.
Salah satu tur terbaik mereka adalah ketika Cinderella membuka konser Slippery When Wet Tour-nya Bon Jovi. Brittingham mengakui itu.
“Tur bersama Bon Jovi bisa jadi adalah tur kami yang paling menyenangkan. Semua anggota band dan kru bersenang-senang bersama. Apa bentuk kesenangan itu? Well, itu rahasia” ujarnya.
Sayangnya, bentuk kesenangan para hair rocker sudah bukan lagi rahasia kawan πŸ™‚
Setelah menghabiskan tahun 1987 dengan tur panjang, akhirnya pada tahun 1988 Cinderella merilis album kedua mereka, Long Cold Winter. Album ini dikerjakan selama mereka melakukan tur Night Songs. Keifer masih menjadi penulis lirik hampir sebagian besar lagu di album ini. Sama seperti album debut mereka, album kedua ini juga mendapat triple platinum.
Album berisi 10 lagu ini melejitkan ballad rock “Don’t Know What You Got (Till It’s Gone). Sebuah balada berdurasi hampir 6 menit yang kental dengan nuansa piano dan slide gitar. Lagu ini lantas dianggap sebagai salah satu lagu yang melejitkan Cinderella ke deretan band hair metal “kelas atas.”
Dibandingkan Night Songs yang kental suasana hard rock, album ini lebih mengedepankan nuansa blues rock yang dibawa oleh Keifer sebagai pencipta sebagian besar musik Cinderella. Mulai dari Bad Steamstress Blues/ Flling Apart at the Seams yang mengejutkan, hingga Long Cold Winter yang memang merupakan blues gelap dan dingin.
Lagu “The Last Mile” dirilis sebagai single kedua. Di album ini pula ada sebuah lagu favorit saya, “Coming Home,” sebuah ballad rock yang ringan namun berkelas.
Album Long Cold Winter juga membawa dampak yang lebih besar. Cinderella jadi lebih dikenal. Mereka pun melakukan 245 tur selama 14 bulan, termasuk tampil dalam salah satu konser terbesar, Moscow Music Peace Festival bersama dengan Ozzy Ousbourne, Scorpions, Motley Cure, Bon Jovi dan juga Skid Row.
Pada bulan April 1990 Cinderella merilis video bertajuk “Tales From Gypsy Road”, yang berisikan 4 video promo dan 2 video medley. Salah satu videonya adalah ketika Cinderella tampil memainkan lagu Sweet Home Alabama milik band legendaris Lynyrd Skynyrds.
Setelah mengeluarkan dua albumnya, Cinderella memang jadi tampak berbeda dari band hair metal yang saat itu tengah menjamur. Bagi sebagian besar pengamat musik, Cinderella setingkat lebih maju dibandingkan banyak band hair metal lainnya. Musik Cinderella yang banyak dipengaruhi oleh blues membuat sound mereka berbeda.
Keunggulan sound masih ditambah pula dengan karakter suara Keifer yang berat dan serak. Karakter suara seperti itu lebih umum ditemukan pada penyanyi blues, bukan tipikal penyanyi rock 80-an yang mengandalkan suara bening dan bisa melengking tinggi –ingat Sebastian Bach dan Michael Matijevic?
Rolling Stone menyebut Keifer sebagai “a gritty, bluesy, rocker with enough genuine swagger to draw comparisons to Mick Jagger.”
Lebih lanjut, salah satu majalah musik terbesar di dunia ini mengatakan bahwa “Long Cold Winter is indeed a radical departure from the no-frills-crotch rock mentality of Night Songs, Cinderella’s 1986 debut. The top-notch musicianship and streetwise savvy displayed on the album. Make Cinderella a force to be reckoned with.”
Periode 80-an yang menyenangkan dengan cepat berakhir. Datanglah periode 1990-an yang dikenal sebagai senja kala hair metal dan musik rock stadium. Gerombolan anak muda berkemeja flannel, memakai sepatu Converse dan menamakan musik mereka sebagai grunge datang. Hobi bersenang-senang dan menikmati hidup ala hair metal pun berganti dengan rengekan depresi dan keinginan untuk bunuh diri karena dunia bagi mereka rupa-rupanya terlalu kejam. Dan sayangnya, perilaku depresi serta musik yang menyertainya itu laku di pasaran. Beberapa band hair metal gulung tikar dan hilang bagai tertelan tsunami.
Tapi itu tidak berlaku –setidaknya belum– bagi Cinderella. Tahun 1990 Cinderella merilis album ketiganya, Heartbreak Station. Meski hanya mendapat satu platinum –dua album sebelumnya mendapat triple platinum– tapi banyak orang bilang bahwa album ini adalah album terbaik Cinderella.
Heartbreak Station, album ketiga sekaligus album terbaik mereka. Pengaruh blues sangat kental di album ini
Pengaruh delta blues tampak sangat kental. Permainan slide Keifer begitu merajalela di lagu-lagu seperti “Shelter Me” sebuah lagu yang kental akan aksen bottleneckslide dan permainan solo saxophone , “The More Things Change”, “Dead Man’s Road” atau “Sick for the Cure.” Keifer juga meluaskan wilayah bermusiknya dengan memainkan dobro dan mandolin.
Album ini bahkan dianggap sebagai album hair metal terbaik setelah Appetite For Destruction.
Tapi kenyataan pahit harus muncul. Pada pertengahan tur, Fred Coury keluar dari band dan membentuk band Arcade bersama mantan vokalis Ratt, Stephen Pearcy.
Kenyataan pahit masih terus berlanjut. Pada suatu hari saat beristirahat dari tur Heartbreak Station, Keifer sedang duduk di studio rekamannya. Ketika ingin merekam suaranya, Keifer terkaget. Dia tidak bisa bernyanyi lagi. Suaranya tiba-tiba hilang secara misterius.
Yang lebih menakutkan adalah, bahkan dokter tak tahu apa penyebab hilangnya suara Keifer. Keifer lalu menemui seorang spesialis di Philadepia. Setelah menjalani operasi pada tenggorokan dan pita suaranya, Keifer masih harus belajar bernyanyi lagi. Keifer berlatih pada seorang terapis dan guru vokal.
Keifer harus berperang dengan penyakit misterius itu selama 3 tahun. Akhirnya pada tahun 1994, Still Climbing, album keempat Cinderella dirilis. Album ini melejitkan “Hot and Bothered” yang jadi salah satu OST Wayne’s World. Sayang, mimpi indah bagi para hair bands sudah berakhir. Waktunya bangun dan menemui kenyataan bahwa musik grunge dan alternatif sudah jadi raja baru.
Hal ini bagaikan bunyi dentang lonceng 12 malam. Saatnya Cinderella untuk pulang karena kereta sudah kembali berubah jadi labu .
“Keadaan lah yang memaksa kami untuk bubar. Kita dipecat dari Mercury dan kami tidak tertarik pada label lain. Grunge datang dan melibas semua band seperti kita di pasar musik. Maka kita harus berkemas” ujar Brittingham.
Mercury Records yang merasa Cinderella sudah tidak efisien untuk jadi mesin uang, akhirnye menendang band ini. Tapi pada tahun 1996, Mercury Records merilis kompilasi greatest hits Cinderella berjudul Once Upon A…
Tahun 2000 angin segar berhembus. John Kalodner merekrut Cinderella untuk label Sony. Tapi dasar brengsek, label itu menghentikan kontrak bahkan sebelum album baru mereka keluar. Band ini mengalami hiatus selama hampir tiga tahun sebelum mereka melakukan tur kecil-kecilan pada tahun 2002. Nasib sama dirasakan oleh banyak band hair metal lainnya.
Bahkan Joe Leste, vokalis Bang Tango, salah satu dari ratusan band hair metal pada eranya, harus menjadi vokalis untuk sebuah band cover AC/DC untuk mendapatkan tambahan uang.
Poison, Motley Crue, bahkan Skid Row pun terpaksa melakukan gigs kecil pada bar-bar kumuh. Persis seperti awal mereka memulai karir musik. Tapi para hair rocker itu adalah tipikal manusia bermental baja. Mereka sama sekali tidak mengeluh, malah menikmatinya.
“You know, konser di bar kecil ini suasananya sungguh sangat menyenangkan. Just like the old days. Ada orang mabuk, ada pula anak muda sok keren yang tidak tahu betapa hebatnya kami di masa lalu, dan ada fans-fans lama. Melakukan rutinitas ini sungguh menyenangkan” kata Vince Neill, sang vokalis Motley Crue yang bersama bandnya sempat melakukan banyak gigs di bar kecil pada pertengahan tahun 2000-an.
Dan terbukti para hair bands itu tak pernah mati. Old rocker never dies. Pada tahun 2006, Cinderella bersama Poison melakukan tur bersama. Mereka memperingati 20 tahun keluarnya album debut mereka, Night Songs dan Look What the Cat Dragged In.
Selain tur, para personel Cinderella punya kesibukan lain. Brittingham membentuk band baru bersama istrinya, Inga. Dengan mengajak LaBar, mereka membentuk band hard rock bernama Naked Beggars. Band ini cukup sukses. LaBar juga mempunyai sebuah acara radio bernama Late Night with the Labars. Keifer sendiri membuat album solonya.
Tahun 2010 Cinderella bermain di beberapa konser besar seperti Sweden Rock Festival dan menjadi headliner pada konser MSC Poesia. Lalu mereka bermain juga di Download Festival, Donington Park, Inggris pada Juni 2010.
Cinderella masih belum mau berhenti. Tahun 2011 ini mereka berencana melakukan tur besar untuk menyambut 25 tahun keluarnya album Night Songs. Semoga Log Zhelebour mau mengundang mereka untuk tur di Indonesia, sama ketika Log mendatangkan Skid Row beberapa tahun silam.
Belakangan ini saya kembali getol menyimak album the best mereka yang dikemas dalam format double album. Album bertajuk Cinderella Gold ini merangkum 30 lagu dari 4 album studio mereka.
Saya sendiri cukup kaget melihat betapa besar perubahan dari para anggota band ini. Brittingham yang jadi personil favorit saya yang mengalami paling banyak perubahan. Wajahnya yang dulu bersih serta rambutnya yang lurus dan blonde, berganti jadi wajah brewokan, rambut pendek dan dicat merah plus coklat. Dengan anting di hidungnya, tatanan rambut, serta brewoknya, dia tampak seperti seorang om-om pedofilia yang sedang mencari mangsa.
Hey Brit, you should looking for another hair stylist!
What happen to you Mr. Brit? Are you fucking mad? Look at your hair fucking style. And a pierce on your nose? You better fukk me in the ass! And yeah, that gold-looking neklace makes you look so pedhopil.

3 thoughts on “Cinderella Story

  1. Thax bang, ulasannya membuat sy kembali menikmati salah satu band Hair Metal vavorit 80_anπŸ˜‰

Leave a Reply

Your email address will not be published.