Majalah Tegalboto dan Nazar Yang Menyertai

Puji Jim Morrison, dan semua tuhan dalam bentuk manusia yang disembah pun dipuja oleh para manusia barbar dari UKPKM Tegalboto

Akhirnya penggarapan majalah sudah masuk dalam tahap akhir: cetak. Rencananya majalah edisi XV yang bertema Abnormalitas ini akan dicetak lusa di Surabaya. Semoga hasilnya bagus dan tidak mengecewakan.


Layaknya orang yang yang tak pernah mengingkari nikmat, kami semua pun bersyukur beban terberat kami sebagai pengurus sudah usai. Tinggal LPJ dan menikmati masa pensiun dengan tenang (khusus untuk saya dan Dhani saja :p)

Untuk itu, kami semua menuliskan nazar-nazar yang akan kami lakukan setelah majalah selesai dicetak. Beberapa ada yang lucu, ada yang mengharukan, dan ada yang bikin gregetan. Beberapa ada yang merupakan nazar jangka pendek, dan sebagian adalah nazar jangka panjang.

Ini dia nazar kami:

Dhani (Pemimpin Umum yang merangkap sebagai pencari duit ke rektorat).

Dhani yang selalu pontang panting masuk keluar gedung rektorat adalah orang yang berjasa dalam mencari uang. Karena majalah kami tak pernah memasang iklan, maka duit dari rektorat adalah krusial. Si Badak Bercula Kribo ini diujung kepengurusannya berhasil melaksanakan tugas itu dengan baik. Untuk merayakannya, Dhani ingin membeli sebuah komputer canggih untuk Tegalboto, yang bisa dibuat main game Assasin Creed. Karena selama ini, game yang sanggup dimainkan di komputer kami adalah Plant VS Zombie, hiks.

Yang lucu adalah keinginannya pergi ke Bandung untuk menemui “Dyah Pitaloka”, gadis dari Cileunyi yang berkuliah di Hubungan Internasional Unpad. Bukan rahasia lagi kalau si Dhani sedang berusaha melelehkan hati perempuan itu. Butuh perjuangan keras kawan. Pantang menyerah sampe ditolak 10 x !


Arys (Pemimpin Redaksi merangkap penjaga Tegalboto)

Pria keriting berkacamata ini yang paling berjasa dalam merampungkan masalah-masalah keredaksionalan. Ia adalah penjaga gawang sekaligus goal getter yang baik. Nazarnya tak muluk-muluk: memilih satu dari tujuh wanita yang sekarang sedang dekat dengan dia (uppps, ini rahasia ya? :p). Lalu layaknya kutu buku lain, dia ingin mencetak buku-buku PDF yang sudah mencapai belasan giga besarnya.


Didik (Redaktur Pelaksana merangkap penjaga Tegalboto)

Selain Arys, Didik adalah orang yang berjasa besar untuk membereskan masalah-masalah mengenai proses majalah terbaru ini. Gara-gara terlalu sering tidur di sekretariat bareng saya dan Arys, dia sekarang jadi kena cacar (apa hubungannya coba?). Karena itu dia masih belum sempat nulis nazar. Tapi palingan nazarnya adalah beli viagra.

Widi (Dewan Pertimbangan Organisasi merangkap tempat curhat)

Sebagai orang yang dituakan, baik di Tegalboto maupun di kampus Sastra, beliau hanya punya satu keinginan: LULUS. Amin!


Ma’ruf alias Yop (Layouter merangkap tukang utang buat ngopi)

Pria kurus yang baru saja putus dengan pacarnya ini adalah orang yang paling sibuk belakangan ini, dikejar-kejar Arys dan Didik buat nyelesein layout. Tanggung jawab visual majalah ada di tangannya. Untunglah semuanya sudah selesai, dan hasilnya membanggakan. Well done boy! Nazarnya cenderung konyol dan lucu, seperti berjalan kaki ke alun-alun dan memotong rambut biar kelihatan tambah tampan. Tapi nazar tetaplah nazar, mari bersenang-senang 🙂


Devi (Statusnya gak jelas, dan kerjaannya pun gak jelas. Tapi satu yang jelas: dia adalah rubah berbulu rubah)

Perempuan licik ini adalah satu-satunya perempuan di kepengurusan Tegalboto yang patriarkis. Dia termasuk hebat karena bisa tahan dengan mulut-mulut barbar kami. Tak banyak perempuan yang bisa bertahan dengan kehidupan neraka ala Tegalboto. Nazarnya yang paling keren adalah cari pacar lagi, karena “perkakas” milik Remet (nama pacarnya, dan ya, itu adalah nama yang aneh sekali) terlalu kecil. Ouch! Semoga kesampaian dapat pacar baru dengan perkakas dan onderdil yang genuine parts :p


Nuran (Kepustakaan yang tidak suka nongkrong di perpustakaan, merangkap foto model, penjaga Tegalboto, tempat curhat, traveler, dan juga pemasok stok lagu-lagu terkeren di seluruh jagat raya buat Tegalboto :p )

Saya dan Dhani sudah seharusnya pensiun dari kepengurusan. Tapi karena kami baik hati, maka kami rela jadi pengurus lagi :p Sebenarnya kalo dipikir-pikir, saya gak punya kontribusi apapun di majalah ini. Tulisan saya hanya berupa wawancara di Jogja dengan Toni Blank. Itupun sebenarnya acara utamanya adalah bersenang-senang berkedok wawancara :p Tapi karena tak mau kalah, saya pun punya nazar doooonggg.

Nazar jangka pendek saya adalah tahun baruan di Lombok dan kemping di Sempu atau Karimun Jawa. Sedang nazar jangka panjang saya adalah ke Mentawai untuk menemui suku Mentawai yang diujung kepunahan. Semoga semua bisa tercapai.


Udah, segitu saja yang membuat nazar? Janganlah kaget, karena anggota kami memang cuma segitu, hehehe…

Nazar sudah terucap, mari berikrar melaksanakannya. Mari bersenang-senang kamerad!

***

Buat Ulul Hudha dan Erwin Uelek Rupane, kalian adalah desertir yang terhormat. Terimakasih telah memberi warna di Tegalboto walau cuma sejenak. Cheers!

Jember, 24 Oktober 2010
Sembari mendengarkan Blind Melon

3 thoughts on “Majalah Tegalboto dan Nazar Yang Menyertai

  1. hai mas nuran! salah satu nama yang sering banget disebut mas ayos dan mba putri *padahal saya juga belum pernah ketemu mereka*
    salam kenal!
    ah, blog ini sama enaknya dibaca seperti blog teman2 yg sudah saya sebut tadi…
    😀

  2. hhahahha..saya terharu membaca semua ini muran..hiks..
    oya, sebagai alumni aku oleh gae nazar ga???
    masio ga oleh tetep tak tulis..
    -segera mendapat pekerjaan yg layak(hehe iki cita2 ding, dudu nadzar)
    -maen ke jember lagi
    -tidur di TB lagi
    -ngopi di cak Dan
    -ngecor
    -melakukan 4 poin terakhir dengan smua awak2 TB+sindikat

Leave a Reply

Your email address will not be published.