Senja Di Jembatan Waterloo

Senja datang di sebuah jembatan bernama Waterloo. Seorang pria bernama Terry datang menuju stasiun Waterloo. Hari itu Jum’at malam. Dan Terry setiap minggu rutin melakukannya: datang ke stasiun Waterloo lalu menemui sang kekasih, Julie. Lantas mereka berdua pergi melintasi jembatan Waterloo yang membelah sungai Thames.
Jutaan orang sibuk dan bergerak di sekitar stasiun Waterloo. Tapi mereka berdua acuh saja. Mereka tak perlu teman atau orang lain. Karena selama mereka menatap senja yang memerah di Waterloo, mereka ada di surga.
***
Manusia bisa jadi adalah mahluk hidup yang paling kompleks. Tiap manusia sepertinya punya alter ego. Saya ingat Jim Morrison yang punya beberapa alter ego: Jimbo si pemabuk dan pembuat onar, Lizard King yang magis dan menggetarkan, dan James Douglas Morrison sang penyair yang manis dan rapuh. Atau Cobain yang di satu sisi adalah rock star yang cuek dan seakan tak perduli dengan publikasi, ternyata mengakui kalau dia adalah seorang yang narsis. Serta rapuh. Dan hal yang kontradiktif itu berujung tragis: nyawanya hilang diujung peluru tajam yang menembus mulut dan menghancurkan otaknya.
Ray Davies sepertinya juga begitu. Sang rocker perfeksionis ini pernah menelurkan lagu rock garang berjudul You Really Got Me. Tipikal sebuah lagu rock teladan, penuh distorsi gitar, cara bernyanyi slengean, dan lirik yang berkobar-kobar bagai bensin yang disiram ke api unggun. Dia juga terkenal dengan tingkah lakunya yang ugal-ugalan, tipikal rocker generasi bunga gitu lah.
Tapi siapa sangka, Ray bisa menuliskan lagu semanis Waterloo Sunset.
Dirty old river, must you keep rolling
Flowing into the night
People so busy, makes me feel dizzy
Taxi light shines so bright
But I don’t need no friends
As long as I gaze on Waterloo sunset
I am in paradise

Every day I look at the world from my window
But chilly, chilly is evening time
Waterloo sunset’s fine

Terry meets Julie, Waterloo Station
Every Friday night
But I am so lazy, don’t want to wander
I stay at home at night
But I don’t feel afraid
As long as I gaze on Waterloo sunset
I am in paradise

Every day I look at the world from my window
But chilly, chilly is evening time
Waterloo sunset’s fine

Millions of people swarming like flies ’round Waterloo underground
But Terry and Julie cross over the river
Where they feel safe and sound
And they don’t need no friends
As long as they gaze on Waterloo sunset
They are in paradise

Waterloo sunset’s fine
Waterloo Sunset bercerita mengenai sepasang kekasih –Terry dan Julie– yang gemar menghabiskan waktu sembari melihat senja di jembatan Waterloo. Banyak orang mengira kisah ini diinspirasi oleh dua orang selebritis Inggris bernama Terence Stamp dan Julie Christie. Tapi Ray membantahnya.
“Lagu ini adalah sebuah fantasi mengenai saudara perempuanku yang pergi bersama pacarnya, pindah ke negara lain” ujar Ray dalam sebuah wawancara dengan Spinner.
Selain itu, jembatan Waterloo adalah sebuah tempat spesial bagi Ray.
“Saat itu aku masih kecil, sakit dan dirawat di rumah sakit St. Thomas. Ketika itu aku selalu melihat sungai dari jendela rumah sakit. Aku juga hampir selalu menyebrangi jembatan ini ketika berangkat kuliah. Selain itu, aku pernah melintasi sungai Thames bersama istri pertamaku, bersama membicarakan mimpi-mimpi kita. Setelah itu mantel berwarna coklat miliknya lenyap dicuri orang. Waterloo Sunset juga terinspirasi oleh saudara perempuanku. Dua karakter dalam lagu ini, Terry dan Julie, adalah hasil dari generasi saudara perempuanku yang tumbuh pada Perang Dunia ke II” kata Ray dalam sebuah wawancara dengan majalah Uncut kala 2009 silam.
Meski lagu ini terkesan rumit karena menggunakan tehnik tape-delay echo, ternyata proses rekamannya hanya 10 jam. Lagu ini termasuk salah satu lagu The Kinks yang paling menggema, selain You Really Got Me dan Destroyer tentunya.
Lagu ini sempat mencapai chart nomer dua dalam tangga lagu Melody Maker. Selain itu sebuah radio di London menempatkan lagu ini sebagai “Greatest Song About London”, sedangkan majalah Time Out menempatkan lagu berdurasi 3.16 ini sebagai “Anthem of London”. Majalah Rolling Stone menempatkan lagu ini di posisi 42 dalam “The 500 Greatest Songs of All Time.”
Di luar sekarang matahari sedang naik, dan saya menunggunya untuk berarak turun. Berharap senja di Arjasa seindah senja di jembatan Waterloo…

Leave a Reply

Your email address will not be published.