Kartu Jancuk

Saya baru saja kena palak oleh provider kuning. Bukan yang pertama sih. Tapi ini yang paling parah. Dan yang menyebalkannya lagi, pemalakan ini dilakukan oleh provider yang sudah saya pakai sejak 2003.

Ceritanya begini.

Dulu, kalau langganan paket internet provider kuning ini, selalu ada pesan pemberitahuan kalau kuota paket akan habis. Misal: kuota anda tinggal 100 mb. Kemudian akan ada lagi menjelang tinggal 50 mb. Hingga tinggal 20 atau 10 mb, akan tetap ada pesan pemberitahuan.

Pesan pendek ini sangat berguna bagi orang yang kerap teledor dan tak merasa perlu setiap hari memeriksa sisa kuota. Seperti saya dan mungkin jutaan orang lain.

Tapi entah kenapa kebijakan bajik itu dihapus. Sekarang tak ada lagi pesan pendek pemberitahuan. Dan sebagai orang yang teledor dan tak merasa perlu setiap hari memeriksa sisa kuota, saya jadi sering dikadalin. Misalkan sisa pulsa reguler saya tinggal Rp 20 ribu. Tahu-tahu saja habis, karena ternyata sejak sehari lalu kuota internet saya sudah habis. Dan tak ada pemberitahuan. Saya beberapa kali mengalami hal itu. Namun tak ada yang separah yang saya alami siang ini.

Tanggal 19 Maret 2016, saya tak alpa mengecek sisa kuota. Masih sisa 943 mb dari kuota awal 3,5 gb. Sedangkan sisa pulsa regulerku, kalau tak salah ingat, sekira Rp 130 ribu yang rencananya akan saya gunakan untuk daftar paket baru kalau kuota sudah habis. Karena masih punya sisa paket nyaris 1 gb, saya santai saja.

Kalau di kantor, saya selalu menggunakan jaringan internet nirkabel. Otomatis tak menyedot kuota. Namun belakangan saya memang keranjingan lagi maen game UFC, yang sepertinya memang menyedot kuota lumayan banyak, terutama kalau sedang di luar kantor.

Kemudian hari berjalan seperti biasa, dan seperti biasa pula saya tak setiap hari mengecek sisa pulsa. Pagi ini selagi ngising (hail ngising!), saya tiba-tiba mendapat ilham untuk cek sisa kuota. Maka saya ketik fitur cek kuota dan mendapat pemberitahuan kalau sisa kuota saya… 0,0 kb. Keringat dingin menetes. Firasat buruk langsung menghantam.

Maka saya langsung cek pulsa reguler. Saya lemas. Sisa pulsa saya tinggal Rp 1.500. Jancuk. Saya kerampokan lebih dari Rp 125 ribu. Hanya 4 hari sejak saya mengecek sisa kuota. Gara-gara tak ada lagi pesan pemberitahuan sisa kuota nih. Jancuk maneh.

Anehnya lagi begini. Gara-gara kesal, saya coba mengecek penggunaan kuota internet kartu saya. Dari 16 Maret sampai tanggal 23 Maret, saya ternyata hanya menggunakan 603 mb. Padahal pada 19 Maret, sisa kuota saya masih 943 mb. Berarti harusnya hari ini masih ada sisa sekitar 300 mb. Dan penggunaan kuota untuk game UFC, yang saya pikir akan menyedot banyak sekali, ternyata sangat kecil. Sejak 16-23 Maret, game ini hanya menyedot 13,25 mb kuota. Kalah jauh dengan Twitter yang menyedot kuota sekitar 100 mb dalam kurun waktu yang sama.

Janggal bukan? Atau memang disengaja?

Siang belum juga resmi diketok, saya sudah misuh-misuh. Saya merasa dirampok. Kadang saya bingung apa maunya perusahaan-perusahaan besar ini. Sudah jelas-jelas kalau sms pemberitahuan sisa kuota itu sangat membantu, setidaknya bagi saya (dan saya yakin ada banyak sekali orang yang malas mengecek sisa kuota tiap hari), kok kebijakan ini malah dihapus. Saya sih yakin mereka pasti senang menghapus kebijakan ini, karena mereka bisa mengeruk uang sebanyak mungkin. Karena itu pula, sekarang saya coba menggunakan fitur pengingat kuota, bawaan dari ponsel.

Oh ya, kasus macam saya ini bukan satu-satunya di Indonesia. Coba saja Googling: kartu kuning (anda tentu tahu provider mana yang saya maksud) melakukan penipuan. Voila. Anda akan terkejut berapa banyak orang yang sudah dirampok. Jadi hati-hati bagi kalian para pengguna provider warna kuning ini. Saya sudah memperingatkanmu.

Selagi saya menulis ini, kartu kuning itu mengirimkan pesan, seakan bisa tahu keluhan saya sekaligus ngece: Ribet bolak balik cek pulsa, info tagihan, dan cek sisa kuota internetmu? Download aplikasi myCare.

Asu.

2 thoughts on “Kartu Jancuk

Leave a Reply

Your email address will not be published.